PEKANBARU - Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bakal memulai pembangunan PLTS di lahan seluas 28,16 hektare (ha) di tiga lokasi, yaitu Rumbai, Duri dan Dumai Camp. PLTS ini diharapkan menghasilkan 25 megawatt (MW) untuk mendukung kegiatan operasi di WK Rokan.
"Proyek PLTS ini merupakan role model dan salah satu yang terbesar di Indonesia. PLTS yang diharapkan akan menghasilkan 25 MW ini merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk mencapai 200 MW. Melalui pembangunan PLTS ini, WK Rokan memperoleh efisiensi sebesar 5 juta dolar AS (Rp71,5 miliar)," kata Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina (Persero) Mulyono, dikutip dari iNews.id, Minggu (24/4/2022).
Pembangunan PLTS ini untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan mendukung target pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan target bauran EBT.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PHR Jaffee A Suardin mengatakan, tenaga surya sebagai salah satu energi baru terbarukan bukan sekadar tren global yang diadopsi di Indonesia. Transisi energi hijau yang berkelanjutan merupakan prioritas negara.
"PHR dalam hal ini turut berpartisipasi dalam mendukung target pemerintah melalui Grand Strategi Energi Nasional untuk mempercepat transisi energi dan target bauran energi dari EBT sebesar 23 persen pada 2025 serta mencapai net-zero emissions di 2060 dengan jangka menengah 29-41 persen di 2030," tutur Jaffee.
Kerja sama strategis ini juga menjadi bentuk komitmen Pertamina Group untuk memulai transisi energi dari halaman sendiri dan berkontribusi terhadap program pemerintah. PLTS WK Rokan ini akan menjadi salah satu showcase energi bersih Pertamina di gelaran G20.
"Pertamina NRE akan terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan," ujar CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro.
Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina NRE menandatangani nota kesepahaman pada tanggal 15 November 2021 untuk rencana penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk wilayah kerja Rokan Pertamina, dimana Pertamina NRE dan PHR telah berkolaborasi bersama untuk melaksanakan studi kelayakan proyek tahap pertama yang terbukti tidak mengganggu keandalan sistem kelistrikan PHR.
Proyek ini juga akan mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah terkait TKDN.
Indonesia memiliki keunggulan berupa lokasi geografis yang sangat berpotensi untuk energi surya. Panel surya dengan teknologi fotovoltaik akan dipasang menggunakan dua metode yaitu yang terpasang di tanah (ground-mounted) dan yang berada di atap bangunan (rooftop). Energi surya yang ditangkap kemudian dikonversikan melalui inverter sehingga energi listrik tersebut selanjutnya digunakan di WK Rokan.
Melalui PLTS ini, dampak yang diharapkan tidak hanya mengurangi emisi karbon sebanyak 23.000 ton per tahun, namun juga pengurangan pemakaian fuel gas sebesar 352 MMSCF per tahun serta penghematan biaya operasi 4,3 juta dolar AS per tahun. Selain itu, PLTS juga membantu mengurangi pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :